7 Tumbuhan Langka di Indonesia yang Jarang Diketahui

Negara Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis yang memiliki banyak hutan skala besar. Kelebihan tersebut memungkinkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah. Salah satunya adalah memiliki tanaman langka yang tumbuh di Indonesia tapi sudah punah di negara lain di dunia. Berikut 7 tumbuhan langka di Indonesia yang mungkin belum kamu tahu.

1. Bunga Bangkai (Amorphophallus titanium)

Tumbuhan langka di Indonesia yang akan kami bahas urutan pertama adalah bunga bangkai. Bunga bangkai merupakan bunga dari keluarga Araceae yang memiliki nama ilmiah Amorphophallus titanium. Ciri-ciri tanaman bunga bangkai, di antaranya:

  • Memiliki kelopak bunga berwarna merah hari.
  • Memiliki warna tongkol bunga kuning serta keunguan.
  • Memiliki tinggi sekitar 5 meter dengan diameter batang 1,5 meter.
  • Mempunyai dua bagian utama bernama Spadix dan Braktea.
  • Biji bunga bangkai berwarna merah.
  • Masa mekar bunga bangkai sekitar 7 hari.
  • Bunga bangkai mengeluarkan bau busuk yang menyengat.

Bunga bangkai biasanya tumbuh di daerah beriklim tropis dan subtropis. Tumbuh di tanah berkapur. Dan area hutan hujan. Menurut hasil investigasi kami, bunga bangkai paling banyak muncul di daerah Bengkulu dan Lampung (Sumatera).

Namun, semakin hari, bunga bangkai semakin sulit ditemukan di hutan belantara Sumatera. Menurut ahli botani, kelangkaan tumbuhan bunga bangkai karena dua hal, yaitu:

  • Kerusakan habitat hidup.
  • Tumbuhan sulit dibudidayakan.

Akibat semakin banyaknya manusia yang mendiami pulau Sumatera, kini banyak terjadi pembukaan lahan baru di area hutan. Sehingga, bunga bangkai tidak bisa hidup di habitat tersebut.

Tingkat kelangkaan bunga bangkai semakin bertambah, karena tumbuhan langka ini sulit dibudidayakan di perkebunan. Menurut ahli botani, bunga bangkai memiliki 3 siklus hidup, yaitu tahap vegetatif, dorman dan generatif.

  • Siklus vegetatif memakan waktu 6-12 bulan.
  • Siklus dorman memakan waktu 1-4 tahun.
  • Siklus generatif (pembungaan) muncul secara tidak teratur.

Dari data di atas kita tahu bahwa butuh waktu lama untuk membudidayakan bunga bangkai. Belum lagi, kalau ingin membudidayakan secara generatif, sangat susah. Kesulitan dalam hal budidaya inilah yang membuat keberadaan bunga bangkai langka di Indonesia. Bahkan dikabarkan hampir punah.

2. Padma Raksasa (Rafflesia arnoldii)

Tanaman langka di Indonesia selanjutnya adalah bunga Padma Raksasa atau sering dikenal dengan nama Rafflesia arnoldiiRafflesia Arnoldii merupakan tanaman parasit obligat yang keberadaannya sangat langka di Indonesia.

Rafflesia arnoldi memiliki ciri yang cukup mencolok, di antaranya:

  • Bunga Rafflesia tidak memiliki akar, batang dan daun.
  • Bunga Rafflesia hidup dengan menempel pada inangnya (parasit obligat).
  • Tanaman  Raflesia tidak bisa melakukan fotosintesis.
  • Bunga Rafflesia memiliki 5 kelopak bunga yang berwarna orange dengan bintik putih yang menyebar. Diameter bunga bisa mencapai 110 cm dengan ketinggian bunga sekitar 50 cm.
  • Bunga Raflesia mengeluarkan bau busuk saat mulai mekar. Lama bunga Rafflesia arnoldii mekar sekitar 5-7 hari.

Tanaman Rafflesia biasanya hidup di dalam tubuh inangnya selama bertahun-tahun tanpa diketahui banyak orang. Baru setelah siklus berbunga, keberadaannya ditemukan. Hal ini karena saat berbunga, tanaman Rafflesia arnoldii mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Tujuannya adalah untuk menarik kedatangan serangga untuk membantu proses penyerbukan.

Akibat, siklus hidup yang unik inilah, tanaman Rafflesia arnoldii sulit untuk dibudidayakan. Karena untuk membudidayakannya butuh pohon inang yang kuat, subur dan besar. Hanya hutan yang memiliki pohon berumur ratusan tahun yang bisa menampung tanaman parasit ini.

Menurut laporan pengelola taman nasional di Indonesia. Bunga Rafflesia arnoldii saat ini semakin sedikit jumlahnya. Namun, kadang masih terlihat di area hutan Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Raya Bogor, Hutan di area Bengkulu dan Hutan di pedalaman Sumatera Selatan.

3. Kantong Semar (Nepenthes edwardsiana)

Tumbuhan langka dan unik lainnya adalah kantong semar (Nepenthes edwardsiana). Tanaman kantong semar merupakan tanaman karnivora yang mendapatkan nutrisi dengan cara menjebak hewan-hewan kecil dan memakannya. Hewan yang sering menjadi santapan tanaman kantong semar adalah serangga, pacet, hingga anak kodok.

Biar kamu lebih paham tentang tumbuhan kantong semar, berikut ciri-ciri fisik dari tumbuhan kantong semar yang perlu kamu tahu:

  • Tumbuhan kantong semar dapat merambat pada tanaman lain. Tinggi tumbuhan kantong semar saat merambat sekitar 20 meter.
  • Tumbuhan kantong semar memiliki sulur yang ujungnya termodifikasi menyerupai kantong. Kantong tersebut merupakan alat perangkap untuk menangkan serangga dan hewan kecil yang berkeliaran di pohon.
  • Kantong yang terdapat pada sulur-sulur tumbuhan kantong semar memiliki lapisan lilin yang licin. Dan di dasar kantong terdapat cairan enzim yang bisa mencerna serangga yang terperangkap.
  • Daun kantong semar memanjang dengan warna hijau dominan.
  • Kantung pada ujung sulur kantong semar ada yang berwarna hijau, merah hati hingga ungu tua dengan bercak-bercak yang khas.

Karena kantong semar membutuhkan serangga dan hewan kecil untuk bertahan hidup, maka tumbuhan ini umumnya hidup di hutan pedalaman. Di Indonesia, hutan yang masih memiliki varietas kantong semar adalah hutan di Kalimantan dan Sumatera. Namun, karena kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah, beberapa varietas kantong semar hampir punah. Berikut beberapa varietas tumbuhan kantong semar langka yang ada di Indonesia, di antaranya:

  • Nepenthes gymnamphora.
  • Nepenthes lingulata.
  • Nepenthes sumatrana.

Kerusakan hutan dan punahnya berbagai macam serangga, tumbuhan kantong semar jadi kesulitan untuk hidup. Dan apabila ingin dibudidayakan di perkebunan, tanaman kantong semar membutuhkan perlakukan ekstra. Sehingga, sangat sulit untuk dibudidayakan berbagai varietasnya. Akibatnya, sedikit demi sedikit populasi kantong semar semakin langka di Indonesia.

4. Edelweiss Jawa (Anaphalis javanic)

Bagi kamu yang gemar mendaki, kamu pasti tidak asing dengan tumbuhan langka di Indonesia yang satu ini, yakni Edelweiss Jawa. Edelweiss Jawa (Anaphalis javanic) merupakan tanaman bunga yang hidup di area zona alpina/montana di pegunungan atas. Beberapa orang menyebutnya bunga Senduro. Ada juga yang menyebutnya bunga abadi, karena bunganya tidak layu.

Ciri-ciri bunga Edelweiss Jawa, di antaranya:

  • Tumbuh di kawasan atas gunung berapi, yakni di zona alpina/montana. Area tumbuh bunga Edelweiss Jawa di atas ketinggian 2.000 mdpl.
  • Tumbuhan bisa mencapai ketinggian 1 meter. Jika tanahnya subur, bunga Edelweiss Jawa dapat tumbuh semakin besar dan tinggi, bahkan ketinggiannya bisa mencapai 8 meter.
  • Bunga Edelweiss Jawa berwarna putih kekuningan, namun ada juga yang berwarna kuning pekat dan ungu muda.

Di Indonesia, bunga Edelweiss Jawa hanya bisa ditemukan di beberapa gunung saja, di antaranya:

  • Gunung Semeru.
  • Gunung Gede Pangrango.
  • Gunung Lawu.
  • Gunung Rinjani.
  • Gunung Sindoro.
  • Gunung Papandayan.
  • Gunung Merbabu.

Khusus di gunung Merbabu, kamu bisa melihat pemandangan padang Edelweiss Jawa di Sabana 2 via jalur Selo. Pemandangannya sangat menakjubkan, terlebih pada saat bunga Edelweiss mekar secara bersamaan. Indah banget.

Selain di Sabana 2, kamu juga bisa melihat bunga Edelweiss dari sabana gunung Merbabu di sisi lain. Dan di area puncak gunung Merbabu juga terdapat beberapa tumbuhan Edelweiss Jawa.

Artinya, selama kamu mau mendaki gunung Merbabu, kamu bisa melihat tumbuhan Edelweiss Jawa dari jalur pendakian gunung Merbabu mana pun. Entah itu, jalur pendakian gunung Merbabu via Selo, Wekas, Cunthel, Thekelan hingga Suwanting.

Menurut laporan pengelola taman nasional di Indonesia, kini populasi tumbuhan Edelweiss Jawa kian sedikit. Kebakaran hutan, banjir bandang di area puncak hingga letusan gunung berapi membuat populasi Edelweiss Jawa hampir punah.

Sampai akhirnya, pemerintah mengeluarkan pelarangan pemetikan bunga Edelweiss di berbagai kawasan taman nasional. Dengan upaya tersebut, diharapkan populasi Edelweiss Jawa bisa lestari dan tidak punah.

5. Daun Payung (Johannesteijsmannia)

Daun payung merupakan tumbuhan palem yang memiliki daun menyerupai kipas yang sangat besar. Menurut catatan ahli Botani, Belanda, Teysmann Johannes, tumbuhan daun payung terdapat di sekitar kawasan gunung Leuser. Di mana, saat ini, habitat tumbuh daun payung telah menjadi Taman Nasional Gunung Leuser.

Secara ciri fisik, tumbuhan daun payung menyerupai keluarga tanaman pinang-pinangan atau palem. Berikut ciri-ciri tumbuhan daun payung:

  • Tanaman tumbuh secara tunggal.
  • Memiliki ukuran daun yang sangat besar. Panjang daun sekitar 3-6 meter dengan lebar mencapai 1 meter.
  • Tajuk tumbuhan daun payung terdiri dari 20-30 daun.
  • Daun berwarna hijau dengan tepi daun bergerigi.
  • Jika kamu raba, tekstur daun sangat keras dan kuat, dan permukaan daun mengilat seperti daun kelapa.
  • Tumbuhan daun payung sering tumbuh subur di antara pepohonan rindang.

Tumbuhan daun payung saat ini semakin langka keberadaannya di Indonesia. Hal ini karena populasi tumbuhan daun payung banyak yang mati saat terjadi kebakaran hutan di Indonesia. Alasan lainnya, karena sangat sulit membudidayakan tanaman daun payung.

Fase generatifnya sangat lambat dan perkembangbiakan tanaman hanya bisa menggunakan biji. Sehingga, semakin hari, keberadaan tumbuhan daun payung semakin langka di Indonesia.

6. Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri)

Kayu ulin atau sering disebut dengan nama kayu besi merupakan tanaman khas dari hutan Kalimantan. Kayu ulin memiliki karakteristik kayu yang unik, di mana, kayu ulin sangat kuat dan awet. Tahan terhadap cuaca, air dan rayap. Sehingga, banyak orang ingin memiliki kayu tersebut untuk membuat eksterior rumah.

Ciri-ciri tumbuhan kayu ulin (Eusideroxylon zwageri):

  • Tinggi pohon bisa mencapai 50 m dengan diameter batang mencapai 120 cm.
  • Ulin Tando memiliki batang berwarna coklat kemerahan.
  • Ulin Lilin memiliki batang berwarna coklat gelap.
  • Ulin Tembaga memiliki warna batang yang kekuningan.
  • Ulin Kapur memiliki warna batang coklat muda.

Berkat keunikan warna, dan kekuatan kayu ulin, banyak orang ingin memilikinya. Akibatnya, banyak terjadi penebangan pohon ulin di hutan Kalimantan.

Hal ini membuat jumlah ketersediaan pohon ulin di alam semakin terbatas. Pihak kementerian kehutanan telah mencanangkan program pemuliaan pohon ulin, tapi berakhir gagal. Ternyata budidaya pohon ulin itu sulit dan pertumbuhan pohon ulin lambat. Sehingga, ketersediaan pohon ulin tidak bisa mencukupi kebutuhan manusia.

Untuk menghindari kepunahan, kini pohon ulin tidak diperjualbelikan secara bebas seperti sebelumnya. Karena pohon ulin sudah termasuk tumbuhan langka di Indonesia.

Untuk bisa menyaksikan pohon ulin, kamu bisa berkunjung ke hutan di kawasan Kalimantan. Di sana, kamu bisa melihat pohon ulin di habitat aslinya.

7. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum)

Tumbuhan langka di Indonesia yang akan kami bahas di sesi terakhir ini adalah anggrek tebu. Anggrek tebu merupakan tanaman anggrek asli Indonesia yang telah masuk ke dalam buku Guiness Book of Record dunia. Anggrek Tebu memenangkan nominasi sebagai bunga anggrek tertinggi di dunia dengan tinggi tanaman mencapai 7,62 meter.

Ciri-ciri tumbuhan anggrek tebu, di antaranya:

  • Memiliki ukuran yang besar. Saat awal tumbuh anggrek tebu bisa mencapai 2,5-3 meter.
  • Sekali berbunga, anggrek tebu bisa memiliki ratusan kuntum bunga. Masing-masing bunga memiliki diameter 10 cm.
  • Batang tanaman anggrek tebu menyerupai tanaman tebu.
  • Bunga anggrek tebu berwarna kuning dengan bintik-bintik berwarna coklat, merah hingga merah kehitam-hitaman.
  • Saat berbunga, anggrek tebu dapat mempertahankan bunganya selama 2-3 bulan.

Anggrek tebu merupakan kebanggaan tersendiri bagi Indonesia. Tapi, anggrek raksasa ini semakin hari populasinya semakin sedikit. Bahkan ketersediaannya di alam lebih sedikit daripada di tangan para kolektor anggrek. Menyedihkan memang, saat hutan kita rusak, banyak anggrek tebu yang ikut mati karena habitat aslinya telah hancur. Tapi, untungnya, ada pencinta anggrek tebu yang masih mau membudidayakannya. Biarpun, budidayanya sangat rumit dan merepotkan. Tapi, minimal bisa menjadi solusi saat keberadaan tumbuhan anggrek temu semakin langka di Indonesia.